Renovasi Ahlak ala Thomas Tuchel

Renovasi Ahlak ala Thomas Tuchel

BD - Pergantian rezim di tubuh Chelsea pelan tapi pasti mulai menunjukkan hasil. Semalam, mengambil tempat di Stamford Bridge, Pride of London mengemas kemenangan perdana di bawah arsitek anyar asal Jerman, Thomas Tuchel, 47, dengan menaklukkan Burnley 2-0.

Uniknya, dua gol kemenangan disumbangkan pemain yang selama rezim Frank Lampard 'terbuang'. Cesar Azpilicueta di babak pertama dan Marcos Alonso. Kebetulan kedua-duanya sama-sama pemain belakang. Ini merupakan gol pertama Azpilicueta selama lebih dari setahun terakhir.

Area ini memang jadi salah satu fokus utama Tuchel begitu menjejakkan kaki-nya di Shed End. 26 Januari kemarin.

Salah satunya mempercayakan trio defender kepada Rudiger, Azpilicueta dan Thiago Silva. Korban-nya Kurt Zouma yang di dua laga tersebut harus menghangatkan bangku cadangan.

Renovasi ini membuahkan hasil yang luar biasa. Faktanya, dalam 180 menit permainan, tak satu-pun lawan baik Wolves maupun Burnley mempu melepaskan satupun shot on goal murni ke gawang Edouard Mendy. Boleh dibilang, Mendy yang diboyong dari Rennes atas rekomendasi Petr Cech ini lebih banyakan "ngopi" di gawang Chelsea.

Tidak sulit untuk menganalisa mengapa pilihan jatuh ke ketiga pemain ini. Azpili jelas paling berpengalaman dan natural kapten di Chelsea. Rudiger punya daya juang tinggi dan bisa di beberapa posisi selain centre back. Sedangkan Thiago Silva adalah mantan anak buah Tuchel semasa di PSG. Ini tentu berguna untuk menjadi penyambung pikirannya saat di lapangan, khususnya lini belakang.

Di posisi bek sayap, dari dua pertandingan terakhir memang berbeda.

Di laga melawan Wolves, Ben Chilwell dan Callum Hudson-Odoi diplot sebagai bek kiri dan kanan. Sementara di pertandingan semalam, Alonso di percaya mengisi sisi kiri menggantikan Chilwell, sedangkan Hudson tampaknya akan langgeng di kanan mengingat performa ciamik-nya dalam dua laga terakhir termasuk assist-nya ke Azpilicueta .

Inti-nya, satu masalah krusial di lini pertahanan sudah menemui titik terang. Maju ke depan, area ini Tuchel juga tampaknya sudah mendapatkan ramuan yang pas.

Duet Jorginho dan Mateo Kovacic tampak serasi dalam menjaga keseimbangan di area vital ini. Dua pemain ini memang tipikal kesukaan Tuchel.

Lihat-lah, selama di Paris Saint-Germain (PGS). Tuchel pernah memiliki duet tak tergantikan dalam diri Marco Verratti dan Andrie Rabiot. Mereka bahu-membahu selama sembila musim sebelum nama terakhir hengkang ke Juventus dua tahun lalu.

Benang merah dari gelandang-gelandang tersebut adalah 'tidak punya puser', piawai dalam handling bola dan (ini yang penting) punya daya jelajah sampai ujung lapangan selama 90 menit bahkan lebih. Urusan cetak gol nomor 2!

Spek ini jelas ada di dalam diri Jorginho, Kovacic dan last but not least, Ngolo Kante. Sayang, Kante masih dibalut cedera sehingga untuk sementara waktu belum bisa menjalankan perintah bos barunya.

Sementara untuk divisi penyerangan, Tuchel kelihatan masih bimbang. Mengambil sample dari dua laga anyar-nya, trio lini depan dalam formasi 3-4-2-totally berbeda.

Melawan Wolves, Tuchel menurunkan Hakim Ziyech, Kai Havertz lalu Olivier Giroud sebagai ujung tombak. Hasilnya seperti kita ketahui berakhir imbang tanpa gol!

Di luar Wolves yang menerapkan pola 'parkir bus', kreatifitas dan daya gedor The Blues terlihat minim dengan formasi tersebut.

Berbeda ketika yang ditampilkan Timo Werner, Mason Mount dan Tammy Abraham. Permainan agak lebih hidup, meski Abraham mendapat poin terendah. Tak heran, eks penyerang Aston Villa ini ditarik keluar digantikan Christian Pulisic.

Kombinasi ini memang belum menghasilkan gol, namun setidaknya dapat memberi ruang bagi pemain lainnya untuk mencetak gol.

Statistik juga mengafirmasi bahwa saat menghadapi Wolves, The Blues mencatat lima tembakkan ke arah gawang. Sedangkan saat menjamu Burnley meningkat 60% menjadi delapan kali dan dua di antaranya menjadi gol.

Dari beberapa pemain yang dicoba di area ini, kelihatan-nya hanya Mason Mount yang tampil konsisten. Sebab saat melawan Wolves pun dia bermain cukup baik sebenarnya meski hanya masuk dari bangku cadangan.

Sisanya, Tuchel masih harus putar otak mendapatkan kombinasi lini depan terbaik, mengingat Kamis nanti akan menghadai ujuan sesungguhnya dalam 'Derby London' menghadapi Tottenham Hotspur yang ditukangi eks bos mereka, Jose Mourinho. 

Pic courtesy of Guardian​

Berita Terkait