Romelu Lukaku Diperlakukan Rasis di Cagliari

BD - Romelu Lukaku, 27, boleh saja mendapatkan kembali permainan-nya bersama Inter Milan. Namun dia tampaknya harus mulai terbiasa mendapat perlakuan rasis seperti yang baru saja dialaminya kala I Nerazzurri menekuk Cagliari 2-1, semalam.

Usai mencetak gol kemenangan dari titik putih, terdengar ejekan menyerupai suara monyet dari belakang gawang yang baru saja dijebolnya.

"Cagliari punya sejarah soal ini," ungkap Badan Anti Rasisme Sepakbola Eropa, sebagaimana dikutip dari media yang berbasis di Inggris, BBC.

Lukaku, tentu saja mendapat dukungan dari rekan-rekan setimnya. Salah satunya datang dari bek asal Slovenia, Milan Skriniar. Menurut Skriniar, dirinya sangat menyayangkan hal-hal seperti itu masih terjadi di sepak bola Eropa.

"Ada hal-hal yang seharusnya terjadi di sepak bola," kata Skriniar masih dari sumber yang sama.

Di sisi lain, kata alenatore Inter Antonio Conte, meski dirinya tak terlalu jelas mendengar moke tersebut namun dirinya tentu mengecam hal tersebut.

"Aku benar-benar tak mendengar dari bangku cadangan. Namun benar, secara umum di Italia, edukasi (anti rasisme) masih diperlukan," nyata Conte.

Sejauh ini otoritas sepak bola Italia belum angkat bicara atas insiden ini. Musim lalu, di tempat yang sama gelandang Juventus berkebangsaan Perancis, Blaise Matuidi juga mendapat perlakuan serupa dari fans Cagliari.

Namun tak ada konsekuensi serius dari pemegang regulasi sepak bola Italia.

Lebih parah, pada 2017, gelandang Pescara, Sulley Muntari meninggalkan lapangan lantaran mendapatkan perlakuan rasisme. Ironisnya, justru dirinya yang dihukum karena dianggap indisipliner.

Lukaku diboyong Inter atas perintah Conte dari Manchester United (MU) dengan tebusan £74 atau kalau dikurskan dengan rupiah nilainya kurang lebih setara Rp 1,276 triliun.

Dari dua laga awal, Lukaku berhasil bersinar dengan menyumbang dua gol dan membawa Inter menjadi Capolista alias pemuncak klasemen sementara.

 

Berita Terkait