
Spekulasi Taktik Penyebab Persela Menderita
BD - Madura United sukses mempermalukan Persela Lamongan dengan skor telak 1-5 di depan pendukungnya sendiri, dalam laga Stadion Gelora Surajaya, Lamongan di pekan pertama Shopee Liga 1 musim 2019.
Kalimat itu sebenarnya bisa saja terbalik, andai Laskar Joko Tingkir, mengalahkan Laskar Sape Kerrab. Apalagi, tuan rumah berstatus tim tak terkalahkan sepanjang gelaran Liga 1 musim 2018 lalu. Lalu kenapa Persela kalah?
Sejak awal sebelum laga di mulai, ada hal aneh saat melihat formasi pemain yang menghuni line-up. Di susunan starting tak ada nama Muhammad Hambali Tolib, dan Ahmad Subagja Basith.
Posisi gelandang tengah yang biasa dihuni Hambali diisi oleh Delfin Rumbino, dan Lucky Wahyu menempati posisi yang dihuni Basith. Dua pemain baru membela Persela ini terlihat terlalu jauh ke depan, dan lambat dalam memback-up pertahanan.
Spekulasi lainnya, Aji Santoso, Pelatih Persela, berani menurunkan Marsel Alexander Kararbo di pos sayap kiri, dimana posisi itu bisa dihuni Hambali atau Rafael Gomes de Oliveira. Celakanya, posturnya Marsel kalah kuat dengan bek sayap Madura United Andik Rendika Rama.
“Rafael gak 100 persen, kondisi fisiknya gak fit, karena nanti akan kedodoran. Saya ingin masukkan Hambali babak kedua ketika lawan dalam kondisi fisik drop,” kata Aji.
Dari awal pertandingan, sebenarnya terlihat tanda tandanya. Tanpa adanya Hambali, yang biasanya sebagai kreator, terlihat Persela kehilangan ciri khas permainan asosiatif yang dikombinasikan dengan vertikal, seperti memainkan sepakbola indah menyerang lewat operan intens antar pemain tak tampak sama sekali.
Yang terjadi adalah pemain sulit oper bola ke pemain lainnya. Pertahanan Madura United yang berlapis dan pressure tinggi menambah kesulitan para penggawa Laskar Joko Tingkir. Pressure dari Laskar Sape Kerrap dan kesulitan oper bola, ternyata kemudian berhasil meruntuhkan akal pintar pemain Persela. Dan kesalahan otomatis berimbas ke pemain belakang dan kiper.
Berbeda halnya dengan masuknya Hambali dan Rafael secara bersamaan di babak kedua. Persela yang berupaya mengejar ketertinggalan tampil sedikit menyulitkan. “Ketika Hambali masuk permainan kita lebih berkembang 1-2 sentuhan terlihat. Saya masukkan Hambali, karena Hambali bisa sebagai senjata pamungkas,” tutur Aji.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, yang terjadi, apapun yang dilakukan pemain selalu sulit untuk mengejar devisit gol, ditambah lagi, harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke 60 setelah Alex Dos Santos diganjar kartu merah. “Kartu merah yang bikin down,” ujarnya.
Tak bisa dipungkiri, 5 gol bersarang karena keberanian Aji dalam berspekulasi yang berujung pada petaka di awal perjalanan Persela di Shopee Liga 1 musim ini. Skor akhir 1-5 ini pun tercata sebagai kekalahan terbesar Laskar Joko Tingkir sejak mentas ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Berita Terkait
Atletico Tak Senang Bertemu Barca
Toni: Italia Kekurangan Penyerang Berkualitas
Alfred Riedl Akan Umumkan Daftar Pemain 18 November Mendatang
Pogba Dipastikan Absen Laga Perdana Premier League
Villa: Messi Terbaik Sepanjang Masa
Tingkah Usil Stiker Persib
Stiker Persela Nazar Botakin Rambut
Ini Target Pelatih AC Milan di Eropa
Ini Isi Tweet Pele Usai Brasil Raih Mendali Emas