
Enam Gol Dibagi Rata di ‘Grande Partita’ Gonz 42 v CC 42
BD - Pertandingan persahabatan antara Gonzaga 42 dan Canisius 42 yang berlangsung di Lapangan Australian Indonesia School (AIS), Sabtu (14/4) malam berakhir sama kuat 3-3.
Pertandingan dengan label ‘grande partita’ karena mempertemukan dua sekolah paling beken di Jakarta ini menggunakan format 4 x 20 menit mengingat factor ‘U’ dari kedua kesebelasan.
Gonz yang tampil dengan hampir formasi terbaiknya mengawali pertandingan dengan gol cepat yang dihasilkan oleh Theo Suhandoko. Memanfaatkan lubang di sisi kanan CC, Theo yang diplot sebagai penyerang lolos dari jebakan off side dan tinggal berhadapan dengan penjaga gawang Prasetyo.
Dengan tenang, pria lincah ini mem-placing bola ke tiang jauh. Gonz memimpin 1-0 sekaligus menutup quarter pertama.
Gonz yang selama dua bulan terakhir ditempa fisik latihan siang bolong di Serenia Hills, tampil bak singa lapar dengan terus mendikte permainan CC.
Namun memasuki quarter kedua angin berubah. CC mendapatkan suntikan darah segar dengan masuknya defensive playmaker cerdas, Bobby Ratulay. Kehadiran Bobby membuat permainan CC jauh lebih teratur dan efisien.
Hasilnya sampi dengan quarter ketiga CC mampu membalikkan keadaan menjadi 3-1 lewat gol-gol Edwin, Iman B dan terakhir ‘own goal’ alias gol bunuh Paris Lubis.
Sadar ketinggalan, Gonz ogah menyerah. Tim berjuluk ‘Laskar Pejaten’ ini meningkatkan tensi penyerangan. Tekanan bertubi-tubi ke jantung pertahanan CC sukses membuat salah seorang pemain belakang mereka melakukan kesalahan.
Dalam sebuah skema serangan balik, delantero Fano dijatuhkan di area forbidden. Arbitro Raymond Sidharta tanpa ragu menunjuk titik putih.
Sayang, eksekusi yang dilakukan AJ masih mampu digagalkan dengan baik oleh Pras, portiere CC, yang dengan baik membaca bola ke arah kanan dan menepis menggunakan kedua tangannya hingga hanya menghasilkan sepak pojok.
Termometer pertandingan kian tinggi! CC, di sisi lain coba mempertahankan keunggulan. Gonz tak punya pilihan lain selain menyerang total untuk setidaknya membuat kedudukan imbang.
Determinasi Tino Odjan dkk berbuah. Dalam sebuah set piece tendangan penjuru, tak dikira-kira pemain serba bisa asal NTT, Ilmarter Kira menggetarkan gawang CC lewat tandukan kepala-nya. Coming from behind, Kira luput dari pengawasan para pemain CC dan tanpa ampun menghujamkan bola dengan kepalanya yang membuat Pras hanya terperangah.
Gol Kira tadi ternyata membuat mental para pemain Gonz membuncah. Tak lama berselang, Clement melakuan sebuah over lapping cantik di sisi kanan pertahanan CC, melewat tiga pemain sebelum menceploskan bola ke gawang CC.
Di sisa waktu pertandingan, CC tampak masih mencoba untuk memburu gol kemenangan. Sebuah skema penyerangan yang dibangun di sisi kanan pertahanan Gonz, peluang untuk menaklukkan penjaga gawang yang baru saja diturunkan, Yudha Ardianto disia-siakan oleh anak-anak Menteng.
Tembakan pemain CC tersebut masih menyamping di sisi kanan gawang Yudha. Keputusan Yudha yang keluar menutup ruang tembak berhasil membuat gawang Gonz terhindar dari kebobolan sekaligus kekalahan.
Alhasil, skor 3-3 bertahan hingga wasit Sidharta meniupkan pluit panjangnya.
Usai pertandingan, kedua kubu menyambut baik laga ini. Selain tampil menawan, bagi sebagian alumni Gonz dan CC ini menjadi seperti sebuah ‘little reunian’.
Lewat sambungan telefon, Theo yang menjadi salah seorang gol scorer pada laga ini mengaku begitu senang karena bisa kembali bertemu rival-nya saat bertandingan di CC Cup pada tahun 1990 dan 1992.
“Wah ngga nyangka, gw ketemu Burhan. Dulu Gonz ketemu sama CC di CC Cup dua kali. Masih kenceng doi mainnya,” kata Theo menceritakan kepada Boladoang.
“Yang pertama kita juara 1, gw masih kelas 1, yang kedua pas gw kelas 3, kita juara 3,” tambahnya.
Hal senada, diungkapkan Yosef Mado, Ketua Gonzsoccer. Menurut pria hitam manis ini, dirinya senang pertandingan ini menjadi ajang ketawa-ketiwi.
“Pertandingan persahabatan ini sangat berarti bagi tim Gonzaga, karena dari Gonzaga ini-lah pertama kali bertanding dengan hasil 3-3,” ungkap jebolan fakultas Hukum Atma Jaya ini.
“Skor yang cukup adil-lah bagi kedua belah pihak sebenarnya.
Lebih lanjut, Mado menuturkan bahwa laga ini berlangsung lancar dan penuh canda tawa.
“Kesan yang paling menarik adalah kalau terjadi pelanggaran kita ketawa-ketawa aja. Walaupun ada satu-dua (ketegangan) itu biasa-lah.
“Yang pasti berakhir dengan saling berpelukan dan foto-foto bersama.
Apa yang disampaikan Mado diamini Juan, gelandang CC yang tampil cukup apik selama 80 menit. Menurut pria ramah ini, aroma persaudaraan sangat terasa pada laga ini.
“Tadi justru yang dirasakan adalah persaudaraannya, persaudaraannya yang masih kental meskipun kita sudah lulus dari sekolah 25 - 30 tahun yang lalu,” ujar Juan kepada Boladoang.
“Permain-nya juga menarik.
“Saya rasa ini bagus nich kita bikin secara berkala untuk persiapan turnamen yang lebih serius, diharapkan ada yang kedua, ketiga, dst.”
Juan juga mengajak Gonz 42 untuk ikut turnamen mengingat permainan Gonz cukup menjanjikan:
“Saya sangat mengarapkan ada tim dari Gonz yang baku dan siap untuk mengikuti turnamen setiap tahun. Jangan sampai yang ada sekarang ini luntur, tetep harus diharapkan.”
Sementara itu playmaker CC, Bobby yang tampil menawan pada ‘grande partita’ ini mengaku senang dan sekaligus kaget karena Gonz bermain all out.
“Mudah-mudahan Gonz bisa main di turnamen DKI, main bereng, ketawa-ketawa lagi,” ajak om Bob.
Salam Ad Maiorem dei Gloriam!
Pics courtesy of Ombus